Sementara pada jam dagang pagi (06.00-10.00), Pak Gendon menyajikan nasi soto dan nasi telur. Lalu pada jam dagang siang (10.00-14.00), Pak Gendon hanya menyediakan nasi telur sambal bawang.
Dalam menjalankan usaha sederhananya ini, Pak Gendon dibantu istri dan anak-anaknya. Dalam sehari, dia bisa menghabiskan 18 kilogram beras dan 12 kilogram telur untuk dimasak di warungnya.
Bahkan saat warung sedang ramai, Pak Gendon bisa menghabiskan 20 kilogram telur dalam sehari. Warungnya ini biasa ramai saat hari raya Lebaran. Siapa sangka, nasi telur seharga Rp10.000 per porsi ini begitu disukai pelanggannya.
Melansir iNews (5/8), pelanggan Pak Gendon tidak hanya datang dari Wonogiri saja. Melainkan dari Solo, Jakarta, dan kota-kota lain. Cita rasa dan harganya yang murah menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat kuliner.
Dalam satu hari berjualan, Pak Gendon bisa mengantongi penjualan sekitar Rp4 juta, yang jika ditotal hingga satu bulan dengan asumsi hasil penjualan yang sama, Pak Gendon bisa mencatatkan omzet Rp120 juta.