Walau ia hanya memimpin dalam 15 bulan saja, Rizal terbukti mampu membawa keuntungan bagi Bulog. Ia menghapus rekening off-budget. Sehingga Bulog hanya punya rekening on-budget, membuat Bulog untung Rp5 triliun.
Ia juga menyederhanakan konsolidasi rekening Bulog yang sebelumnya ada 117, menjadi sembilan rekening saja. Rizal pun meningkatkan pembelian gabah dan mengubah pola subsidi Bulog yang tadinya terbuka umum, menjadi terarah (targeted subsidy).
Ia juga merestrukturasi dan mengubah Bulog menjadi Perusahaan Umum (Perum). Ia juga merotasi posisi para pejabat Bulog yang sebelumnya bekerja di wilayah ‘basah’, ke wilayah ‘kering’ dan sebaliknya.
Pada Agustus 2000, ia diangkat menjadi Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian menggantikan Kwik Kian Gie. Selama menjabat sebagai menko, ia mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
Beberapa poin dalam 10 program itu antara lain: memacu peningkatan ekspor, menjalankan privatisasi bernilai tambah, desentralisasi ekonomi, mengoptimalkan pemanfaatan sumber data alam, percepatan restrukturasi perbankan, dan lain-lain.