IDXChannel – Siapa pemilik Olympic Group? Meski produk Olympic telah menguasai pasar furnitur di Indonesia, namun tak sedikit masyarakat yang belum tahu siapa pemiliknya.
Olympic Group merupakan konglomerasi bisnis di bidang furnitur yang menaungi beberapa produsen furnitur di Indonesia.
Perusahaan induk ini menaungi sebanyak 5 anak perusahaan dengan berbagai merek yang sudah tak asing bagi masyarakat seperti Olympic Kasur Busa, Procella Foam, Olymplast Furniture, dan lain sebagainya.
Lalu, siapa pemilik Olympic Group? Bagaimana kisah suksesnya hingga menguasai pasar furnitur di Indonesia? Simak ulasan lengkap IDXChannel berikut ini!
Siapa Pemilik Olympic Group?
Olympic Group merupakan perusahaan induk dari bisnis furnitur yang dipimpin oleh Au Bintoro, Komisaris Utama sekaligus pendiri konglomerasi bisnis ini. Perusahaan ini berkantor pusat di Kedung Halang, Bogor, Jawa Barat.
Hingga saat ini, Olympic Group telah menaungi beberapa anak perusahaan seperti PT Cahaya Sakti Furintraco, PT Cahaya Sakti Multi Intraco, PT Furnimart Mebelido Sakti, PT Cahaya Sakti Lintang Surya, dan Garant Mobel Indonesia. Khusus untuk Garant Mobel Indonesia, sebanyak 25% sahamnya dimiliki oleh Garant Mobel International yang merupakan perusahaan furnitur dari Jerman.
Awal Mula Berdirinya Olympic Group
Bisnis Olympic Group sendiri telah dimulai Au Bintoro sejak 1980. Berawal dari keresahan di mana banyak toko furnitur yang membebani konsumennya karena memiliki ongkos kirim yang besar, Au Bintoro pun memulai bisnis ini.
Pada mulanya, Au Bintoro tak pernah bermimpi jadi bos besar. Ia hanya membuat bisnis dengan modal awal Rp350 ribu hasil penjualan kalung milik sang istri. Pria yang hanya lulusan SMP ini pun memanfaatkan keahliannya dalam membuat box speaker untuk kemudian membuat produk meja belajar yang ringan dan praktis sehingga bisa dikirim hanya dengan satu truk kecil.
Pria kelahiran Riau, 1 Agustus 1952 ini pun mendapatkan ide untuk membuat meja yang bisa dibongkar pasang atau knock down. Ia pun mencoba menggunakan bahan baku dari box speaker yang ia miliki. Meski demikian, Au masih belum memiliki kepercayaan diri untuk menjual produk inovatif tersebut secara massal.
Hingga suatu ketika, Au Bintoro mendapatkan pesanan dalam jumlah yang cukup banyak yakni hingga mencapai ribuan. Pesanan tersebut pun ia garap dengan serius. Sayangnya, pesanan tersebut dihentikan secara sepihak meski Au sudah terlanjur membuatnya dalam jumlah yang banyak.
Tak menyerah, Au Bintoro lantas menjual meja-meja belajarnya yang sangat inovatif tersebut ke toko furnitur. Tak disangka, produk buatannya diterima dengan baik oleh masyarakat dan laku keras. Produk meja belajar buatan Au Bintoro tersebut dinilai mudah dibawa dan ringkas sehingga dapat memperkecil biaya gudang (storage cost).
Au kemudian menekuni dengan serius bisnis di bidang furnitur ini dan benar-benar meninggalkan profesinya sebagai pembuat box speaker pada tahun 1983. Beberapa tahun kemudian yakni tahun 1986, Au Bintoro berhasil meresmikan perusahaannya yakni PT Cahaya Sakti Multi Intraco yang secara khusus menjadi produsen meja.
Au pun menamai produknya dengan merek Olympic Furniture yang terinspirasi dari Olimpiade Musim Panas 1984. Sementara itu, logo Olympic Furniture terinspirasi dari Olimpiade Musim Panas 1980. Ide merek tersebut terbukti sangat menguntungkan Au. Pasalnya, konsumen lokal mengenali produknya sebagai produk impor meski produknya adalah produk asli Bogor dengan tenaga asli Indonesia.
Bisnis Olympic Furniture milik Au berkembang sangat pesat dan mudah diterima oleh masyarakat. Au Bintoro pun terus melakukan inovasi dan menciptakan berbagai produk furnitur yang dibutuhkan masyarakat.