IDXChannel—Seorang wanita bernama Breanna Lambert sukses menjalankan bisnis sampingan jual beli barang bekas dan menghasilkan profit sebesar USD8.700 pada tahun pertamanya, nilai ini setara dengan Rp142,24 juta.
Jumlah item barang bekas yang telah dijualnya mencapai 470 barang. Lambert membagikan perjalanan side hustle-nya ini di Business Insider. Bisnis sampingan ini dijalaninya terinspirasi dari temannya yang juga menjalankan aktivitas yang kurang lebih sama, yakni thrifting.
“Sebelum belanja barang, veteran reseller barang bekas yang lebih dulu terjun di bisnis ini merekomendasikan untuk menjual barang-barang yang sudah ada di rumah,” tutur Lambert.
Sehingga Lambert memulai side hustle-nya ini dengan melakukan declutter semua barang yang pernah dibelinya. Apalagi, Lambert memiliki banyak barang tak terpakai setelah hamil dan membesarkan anak.
Barang-barang itu tidak dibuangnya karena kondisinya masih bagus dan layak digunakan. Beberapa barang yang terkumpul di rumahnya antara lain gaun hamil (maternity dress), pakaian bayi yang masih memiliki tag harga, dan barang-barang dapurnya.
Proses declutter itu menghasilkan tiga karung penuh barang bekas tidak terpakai. Semua barang itu akhirnya dimasukkannya ke situs penjualan barang bekas. Lambert juga melakukan riset harga rata-rata dan cara menemukan barang murah lewat lelang untuk menunjang bisnisnya.
Selain itu, dalam proses mengawali penjualan barang bekas ini, Lambert berinteraksi dengan komunitas reseller untuk saling mempromosikan barang-barang bekas yang mereka jual di media sosial.
Dari seluruh barang bekas declutter yang diunggahnya itu, hampir semuanya terjual. Padahal foto yang dipakainya di katalog bukanlah foto-foto Instagramable yang 'menjual'. Tahun pertama membuka toko barang bekas, Lambert mengantongi penjualan USD14.000.
Dikurangi modal USD5.300 untuk membeli barang-barang bekas dari orang lain, total laba bersih yang diperolehnya mencapai USD8.700 dalam satu tahun, total produk yang diunggahnya di situs jual beli mencapai 784 item, terjual 474 barang.
Lambert mulai membeli barang bekas dari tempat lain setelah barang bekas pribadinya habis terjual. Ada kalanya Lambert mengambil keputusan yang salah saat menjalani bisnis ini, yakni belanja barang dengan harga mahal tanpa komparasi harga di pasar.
Namun pada akhirnya Lambert mulai mengerti strategi-strategi perbandingan harga untuk memperoleh keuntungan maksimal. Barang bekas yang dibelinya berharga murah, sekitar USD2 saja dari harga USD350, lalu dijualnya di harga USD60-an.
Meskipun bisnis sampingan ini menguntungkan, Lambert menegaskan side hustle ini bukan bertujuan untuk mengubahnya menjadi jutawan, karena laba bersih yang dihasilkannya juga masih berada di bawah rata-rata upah minimum di negaranya.
“Tetapi fleksibilitasnya sangat sesuai dengan ritme kehidupan saya. Saat anak-anak di sekolah, di sela-sela pekerjaan saya bisa mengurus bisnis sampingan ini,” tuturnya.
Itulah cerita wanita yang menghasilkan ratusan juta dari bisnis barang bekas.
(Nadya Kurnia)