IDXChannel - Terdapat empat strategi investasi Lo Kheng Hong yang menarik untuk disimak. Sebab, strategi investasi Lo Kheng Hong dapat menjadi panduan yang baik bagi investor yang ingin mencari saham dengan potensi keuntungan yang tinggi melalui valuasi yang murah.
Lo Kheng Hong atau yang sering disebut sebagai "Warren Buffett-nya Indonesia", merupakan salah satu investor sukses di Indonesia. Dikenal dengan strategi investasinya yang sederhana dan disiplin, Lo Kheng Hong telah berhasil mengumpulkan kekayaannya secara bertahap dengan cara berinvestasi di pasar saham.
Lalu bagaimana strategi investasi Lo Kheng Hong? Inilah penjelasan informasi yang telah kami himpun dari salah satu media nasional berjudul “Tiru Strategi Lo Kheng Hong di 2023? Bakal Cuan Gak”
Strategi Investasi Lo Kheng Hong
Berikut ini adalah beberapa strategi investasi Lo Kheng Hong yang perlu Anda ketahui, diantaranya yakni::
1. Saham Bervaluasi Murah
Saham-saham yang dimiliki oleh LKH saat ini memiliki valuasi yang murah. LKH sedang menjalankan strategi investasi value investing yang mana dia membeli saham-saham yang bervaluasi murah atau yang menurutnya salah harga. Salah satu contoh emiten yang dia pegang, DILD, baru-baru ini terlibat dalam masalah hukum karena petinggi perusahaannya dituduh melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan.
Meskipun LKH menganggap penting untuk memperhatikan tata kelola perusahaan, valuasi tetap menjadi faktor utama dalam strategi investasinya. Ada pertanyaan apakah saham-saham yang dianggap murah tersebut memang merupakan investasi yang cerdas atau hanya saham yang tidak laku di pasar?
Dalam melakukan investasi, risiko selalu ada, meskipun value investing dianggap memiliki risiko yang lebih rendah karena harga beli saham yang murah. Karena itu, LKH menyarankan agar investor tetap melakukan analisis terperinci dan hati-hati sebelum melakukan keputusan investasi.
2. Bersabar Membaca Laporan Keuangan
Lo Kheng Hong pernah mengatakan bahwa banyak investor yang terlalu terburu-buru dalam membeli saham, seperti membeli kucing dalam karung, karena kurang sabar dan tidak memeriksa dengan teliti laporan keuangan perusahaan.