Perlu diingat pula bahwa mahal atau tidaknya harga saham di pasar modal ditentukan tidak hanya dari harga pasarnya saat ini, tetapi juga dari skor PBV-nya. Skor PBV menunjukkan perbandingan harga pasar dengan nilai bukunya.
Nilai buku per saham adalah nilai wajar atau nilai asli suatu saham. Nilai ini menunjukkan nilai bersih suatu aset setelah dikurangi kewajiban usaha atau utang. Suatu saham dikatakan undervalue jika skor PBV-nya di bawah 1 kali.
Sebaliknya, suatu saham dikatakan overvalue ketika skor PBV-nya lebih dari 1 kali. Artinya saham tengah diperdagangkan sekian kali lipat dari nilai aslinya. Bagi sebagian investor, skor PBV lebih dari satu dianggal ‘mahal’, meskipun harga pasarnya hanya ratusan rupiah.
Sebaliknya, harga saham bisa dianggap masih ‘murah’ atau undervalue jika skor PBV-nya di bawah 1 kali, meskipun harga pasarnya saat ini sudah mencapai ribuan rupiah atau bahkan puluhan ribu rupiah.
Pertimbangan mahal atau tidaknya harga saham berdasarkan PBV biasanya dipakai oleh investor yang menggunakan strategi value investing, yakni di mana investor membeli saham ketika harga pasarnya berada di bawah nilai intrinsiknya.