IDXChannel - Mengawali pekan pertama Maret 2024, indeks utama Wall Street dibuka melemah. Aksi profit taking menyelimuti pasar modal Amerika Serikat sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga yang kian suram, menyusul tingkat pertumbuhan ekonomi AS yang relatif kuat.
Data perdagangan Senin (4/3/2024) menunjukkan Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 118,61 poin atau 0,30% ke 38,968.77 pada bel pembukaan.
S&P 500 (.SPX), dibuka lebih rendah sebesar 6,09 poin atau 0,12% pada 5,130.99. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 10,73 poin atau 0,07% menjadi 16,264.21.
S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor penutupan tertinggi pada sesi sebelumnya setelah rilis data ketenagakerjaan dan pidato sejumlah pejabat bank sentral atau Federal Reserve.
Penguatan juga didukung oleh reli saham-saham sektor teknologi terutama dari industri kecerdasan buatan yang mencuri perhatian.
Melansir Reuters, perhatian pasar awal pekan ini bakal tertuju pada data non-farm payrolls, hingga data tenaga kerja nasional ADP. Pengumuman ini dapat menjadi petunjuk untuk mengukur kondisi ekonomi AS ke depan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam yang masih kuat telah mengurangi ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunganya. Perekonomian yang lebih kuat dari perkiraan berisiko memicu kembali inflasi jika kebijakan tersebut dilonggarkan terlalu cepat.
Indikator FedWatch dari CME Group melihat peluang sebesar 70,5% pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada Juni mendatang, dan 89% meyakini terjadi pada Juli.
Selain data makro, Gubernur The Fed Jerome Powell akan memberikan pidato di hadapan anggota parlemen pada Rabu dan Kamis depan. Sejumlah pengamat menilai bos The Fed masih cenderung ‘wait and see’ melihat kenaikan inflasi baru-baru ini.
(NIA)