IDXChannel - Sejarah saham BKSL atau emiten dari perusahaan PT Sentul City Tbk dimulai pada saat tanggal 30 Juni 1997, saat BKSL memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BKSL (IPO).
Adapun yang ditawarkan kepada masyarakat sebanyak 400 juta saham akan dibuka dengan nilai nominal Rp500 per saham dengan harga permintaan Rp500 per saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juli 1997.
Menurut Anggaran Dasar perusahaan, kegiatan BKSL meliputi pengembangan, penjualan, pengelolaan, pengelolaan, persewaan, dan rehabilitasi berbagai bangunan, termasuk namun tidak terbatas pada gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, kawasan industri, kompleks perumahan, dan kawasan perumahan.
Kemudian tempat rekreasi, tempat olahraga, jalan raya, jembatan-jembatan, irigasi, pemasangan instalasi listri, air, telepon dan pekerjaan umum lainnya sehubungan dengan gedung-gedung tersebut; dan bidang real estate dan developer termasuk pengolahan, pematangan, pengurugan, pengerukan dan penggalian tanah. Saat ini, BKSL mengembangkan konsep kota mandiri di Kawasan Sentul City.
Laporan Keuangan BKSL
PT Sentul City Tbk (BKSL) membukukan rugi bersih Rp21.069 juta pada tiga bulan pertama 2022 dan laba bersih Rp239.340 juta pada periode yang sama 2021. Data tersebut muncul dalam laporan keuangan triwulan I 2022 tanpa diaudit oleh emiten real estate tersebut dan dilaporkan ke laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 30 Mei 2022.
Laba bersih turun 78,7% menjadi Rp98.111 miliar, dengan penjualan tanah lepas, perumahan, bangunan komersial dan apartemen turun 89,6% menjadi sisanya Rp43,6 miliar. Demikian pula, pendapatan kota turun 11,1% menjadi Rp16.644 miliar. Hanya pendapatan restoran dan taman hiburan yang meningkat 39,8% menjadi Rp37,9 miliar.
Beban pokok penjualan turun hingga 43,9% menjadi Rp46.082 miliar, sedangkan laba kotor juga turun 86,3% menjadi Rp52.028 miliar. Sayangnya, beban keuangan mencapai Rp4,940 miliar. Akibatnya, rugi sebelum pajak penghasilan melebihi Rp35.059 miliar.
Sedangkan aset perseroan menyusut 0,14% menjadi Rp16,63 triliun dan turun 2,8% menjadi Rp72,120 miliar karena laba ditahan belum ditentukan. Perlu diketahui, arus kas yang digunakan pada triwulan I 2022 mencapai Rp97,71 miliar, dan periode yang sama tahun 2021 menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp27,79 miliar. (SNP)