IDXChannel - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatat total utang hingga akhir 2021 mencapai Rp8,88 triliun.
Utang tersebut tengah di restrukturisasi manajemen. Adapun utang berasal dari pinjaman bank sebesar Rp 3,94 triliun, vendor senilai Rp2,91 triliun, obligasi senilai Rp2 triliun, dan deferred interest Rp33,8 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WSBP, Asep Mudzakir menyebut restrukturisasi utang ditargetkan rampung pada pada Kuartal I-2022 mendatang. Restrukturisasi dilakukan melalui skema Master Restructuring Agreement.
“Proses Restrukturisasi WBP akan dilakukan melalui mekanisme Master Restructuring Agreement yang diharapkan akan disepakati oleh seluruh kreditur untuk menjaga going concern perusahaan. Kami menargetkan proses ini dapat selesai pada Kuartal I-2022” ujar Asep, Kamis (30/12/2021).
Utang yang sedang dinegosiasikan, lanjut Asep, akan memberikan perpanjangan tenor pembayarannya. Artinya, melalui restrukturisasi anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk, akan melakukan reschedule pembayaran.
"Jadi saat ini dia masuk dalam legalitas jangka pendek. Dengan adanya proses restrukturisasi kita akan melakukan reschedule pembayaran," kata dia
Adapun pembayaran kewajiban perusahaan bersumber dari aset lancar yang meliputi piutang usaha dan tagihan bruto, divestasi aset tetap, hingga opsi debt to asset swap. Kemudian, manajemen akan menggunakan feature EBITDA merupakan hasil kinerja dari operasionalisasi perusahaan kedepannya.
"Di luar itu, juga ada divestasi atas aset tetap, serta opsi-opsi mengenai debt to asset swap, sisanya akan ada hutang-hutang yang kemudian dilunasi dari feature EBITDA," ungkap dia.
Di lain sisi, perusahaan juga tengah membidik program transformasi secara holistik untuk mewujudkan keberhasilan model bisnis baru perusahaan. WSBP juga membentuk tim transformation office untuk mengawal proses transformasi dan memonitor kemajuan dari implementasi inisiatif-inisiatif baru.
Transformasi bisnis ini memiliki tiga pilar utama yaitu portfolio dan inovasi, lean dan digital, hingga liquidity management. Dengan transformasi itu, diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara berkelanjutan dengan fundamental keuangan yang kuat.
(SANDY)