“Adaro sangat serius memasuki proyek-proyek yang lebih hijau, terutama aluminium dari sisi demand kami semua sangat yakin,” imbuh Boy Thohir.
Untuk pengembangan bisnis tahun ini, perseroan mengalokasikan dana sebesar USD600 sampai USD700 juta. Secara rinci, sebesar USD200 juta akan digunakan untuk pembelian alat berat di anak perusahaan yaitu PT Saptaindra Sejati (SIS). Kemudian, sebesar USD100 juta akan digunakan untuk pembelian tongkang dan keperluan logistik lainnya.
“Selebihnya digunakan untuk capex rutin, untuk perawatan jalan dan sebagainya,” ujar dia.
Sebagai informasi, core business ADRO yakni batu bara thermal atau thermal coal.