IDXChannel - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idBBB untuk PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), serta Obligasi I Tahun 2021 Seri A dan Seri B. Peringkat tersebut berlaku mulai 4 Maret 2022 hingga 1 Maret 2023.
Obligasi I Tahun 2021 Seri A ADCP senilai Rp491 miliar akan jatuh tempo pada 27 Mei 2022, dan direncanakan akan dibayar menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (IPO), dan utang dari pihak eksternal.
”Kami mempertahankan outlook peringkat perusahaan negatif untuk mengantisipasi penurunan tingkat dukungan Adhi Karya (idA-/stabil) sebagai konsekuensi kegiatan IPO ADCP pada Februari 2022,” tulis Analis Pefindo, Aryo Perbongso dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (8/3/2022).
Riwayat Peringkat ADCP yakni, FEB 2022 idBBB/Negatif, FEB 2021 idBBB/Negatif dan NOV 2019 idBBB/Stabil.
Meskipun ADHI masih mengendalikan kepemilikan atas ADCP setelah IPO dengan 90% saham, persentase kepemilikan yang lebih rendah dan masuknya pemegang saham baru dapat membatasi fleksibilitas ADHI untuk terus memberikan pinjaman pemegang saham yang ada kepada ADCP.
Jika ternyata ADCP tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas ini, Pefindo berpandangan bahwa ADCP dapat menghadapi risiko refinancing yang lebih tinggi dalam jatuh tempo hutang yang akan datang, mengingat fasilitas pinjaman pemegang saham dianggap sebagai salah satu sumber pendanaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya.
"Kami juga mengantisipasi struktur permodalan yang lebih agresif karena Perseroan berencana untuk mengeluarkan belanja modal (capex) yang cukup besar dalam waktu dekat yang dibiayai oleh pendanaan eksternal," kata Aryo.
Obligor berperingkat idBBB memiliki kemampuan memadai memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi. Peringkat itu mencerminkan dukungan kuat Adhi Karya, captive market komuter Light Rail Transit (LRT) dengan konsep transit-oriented development (TOD), dan kualitas aset baik.
Peringkat tersebut dibatasi struktur permodalan agresif, dan proteksi arus kas lemah, pendapatan berulang terbatas, dan kerentanan terhadap perubahan kondisi makroekonomi. Peringkat dapat dilorot kalau kemungkinan dukungan induk melemah dalam waktu dekat, ditunjukkan penurunan dukungan induk, termasuk namun tidak terbatas pada penarikan fasilitas pinjaman pemegang saham dapat meningkatkan risiko pembiayaan kembali.
Peringkat juga dapat diturunkan kalau Adhi Commuter membukukan utang lebih besar dibanding proyeksi. Kalau pendapatan dan/atau EBITDA lebih rendah dari ekspektasi, karena tingkat penjualan rendah, perkembangan konstruksi tertunda, dan/atau biaya lebih tinggi dari perkiraan, mengakibatkan struktur permodalan lebih agresif, dan proteksi arus kas lebih lemah.