Nilai tersebut setara Rp18 triliun (asumsi kurs akhir periode Rp14.848). Ini jauh berbeda dibandingkan pada periode sama tahun 2021, saat ADRO mencetak laba senilai USD169,96 juta.
Baca Juga:
Kenaikan ini tak terlepas dari lonjakan pendapatan usaha ADRO yang melejit 126,60% yoy sebesar USD3,54 miliar atau setara Rp52,58 triliun. Sementara pada semester pertama tahun lalu, perseroan memperoleh pendapatan USD1,56 miliar.
Ekspor batu bara kepada pihak ketiga menjadi tulang punggung pendapatan ADRO di paruh pertama tahun 2022, yang menyerap sebanyak USD3,06 miliar. Adapun penjualan domestik mencapai USD384,97 juta. Sedangkan jasa pertambangan dan sewa sepenuhnya diserap oleh pasar lokal yang mencapai total USD56,79 juta.