Sementara itu, di bisnis fiber optik, Mitratel menyelesaikan akuisisi 6.012 km fiber optik milik PT Sumber Cemerlang Kencana Permai dan PT Trans Indonesia Superkoridor pada Januari 2023 dengan perjanjian jual beli pada Desember 2022. Fiber optik ini tersebar di 86 kota dan kabupaten dan menghubungkan 2.436 menara.
Terbaru, Mitratel mengakuisisi fiber optik sepanjang 967 km dengan 1.144 km billable length dari PT Power Telecom. Mtel mengeluarkan dana Rp85 miliar pada akuisisi yang dilakukan November 2023 lalu ini. Jaringan serat optik ini bernilai strategis karena melengkapi portofolio bisnis tower dengan Billable ratio sebesar 1,18x. Adapun fiber optik lainnya dibangun secara organik oleh Mitratel sehingga total panjangnya mencapai 30.009 km.
Analis Pasar Modal BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan banyak kesepakatan akuisisi yang mendukung pertumbuhan Mitratel pada tahun 2023 dan 2024. Penggabungan layanan FTTT dengan layanan menara untuk meningkatkan harga sewa kepada tenant.
"Hal ini terutama berlaku ketika perusahaan telekomunikasi mencari pertumbuhan di wilayah eks-Jawa, dimana MTEL memiliki keunggulan komparatif," ujar Niko yang memprediksi MTEL akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit pada 2024 dan 2025 berkat akuisisi yang agresif.
BRI Danareksa Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih Mitratel menjadi Rp 2,24 triliun tahun ini dan diperkirakan kembali naik menjadi Rp2,33 triliun tahun 2024. Sedangkan pendapatan diprediksi menjadi Rp8,59 triliun pada tahun 2023 dan menjadi Rp 9,3 triliun pada 2024, dibandingkan pencapaian tahun 2022 sebanyak Rp7,72 triliun.