Pemerintah melalui PEN, kata dia, mendorong tingkat konsumsi yang akan menggerakkan sektor rumah tangga pada akhir tahun. Feyara pun menekankan, dorongan pemerintah atas investasi di sektor publik akan memicu sentimen positif di pasar modal pada kuartal terakhir 2021.
Senada, Vice President of Samuel Sekuritas Indonesia M. Alfatih mengatakan pandemi Covid-19 memang menjadi fenomena yang memukul ekonomi termasuk pasar modal paling keras jika dibandingkan dengan isu global lain sebelumnya.
Yaitu seperti Tapering 2013, Brexit, US mini recession, ataupun fenomena perang dagang AS-Tiongkok semasa Presiden Donald Trump berkuasa di Amerika Serikat. Pandemi Covid-19 menurutnya membuat harga market keluar dari up channel range-nya yang ada sejak 2012.
“Dan sekarang sedang mencoba untuk kembali dalam up channel nya dengan menembus resisten dari 2018 sebelum dia lanjut tren naiknya. Dan tren naiknya optimisnya sih Rp8.000, untuk periode beberapa tahun ke depan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Oleh karena itu, seperti alasan-alasan yang sudah dijelaskan Bernardus, dia memperkirakan harga IHSG sekitar Rp6.800 di pada akhir kuartal keempat 2021, dengan support disekitar Rp5.800-Rp6.000.