Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/10/2025), hingga pukul 15.05 WIB, saham BUMI diperdagangkan di level Rp143 per unit. Dalam sebulan belakangan, saham ini sudah melonjak 32,41 persen.
Sebelumnya, Sucor Sekuritas juga menyoroti kinerja BUMI. Sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, perusahaan ini tetap kokoh dengan target produksi sebesar 80 juta ton per tahun yang berasal dari KPC dan Arutmin.
Reformasi struktur royalti Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) menjadi katalis margin baru—tarif turun dari 28 persen ke 19 persen—yang meningkatkan efisiensi secara struktural.
Sucor memproyeksikan laba bersih BUMI rebound 14 persen menjadi USD72 juta pada 2026 seiring stabilnya harga batu bara, turunnya biaya bahan bakar, dan penuh manfaat dari skema royalti baru.
Sementara itu, langkah diversifikasi mencakup akuisisi tambang emas di Australia dan konsesi bauksit yang akan dikembangkan menjadi smelter alumina senilai USD1,5 miliar.