Aksi Merger Bisa Dongkrak Saham BUMN Karya?
Aksi merger BUMN karya dapat menjadi katalis positif saham BUMN karya yang sedang dalam masa down trend.
Asal tahu saja, saham BUMN karya mengalami downtrend sejak tahun 2020 lalu seiring dengan utang jumbo yang ditanggung oleh perusahaan. Padahal, saham BUMN karya sempat menjadi idola di tahun 2018 hingga 2019.
Sebagai contoh, saham WSKT pernah menjadi idola dan sahamnya pernah menyentuh Rp2.622/saham pada 2 Maret 2018 sebelum ambruk ke level Rp214/saham pada sesi II, Selasa (2/5).
Di samping itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi II, Selasa (2/5) mencatat, saham emiten ini juga ambruk hingga 40,56 persen, disusul oleh saham emiten BUMN karya lainnya yang memerah pada periode ini. (Lihat grafik di bawah ini.)
Melansir data BEI pada periode yang sama, saham WIKA ambles hingga 26,88 persen diikuti oleh saham ADHI dan PTPP yang masing-masing terkoreksi sebesar 14,05 persen dan 13,29 persen secara YTD.
Kendati demikian, Nafan percaya, aksi merger BUMN karya diharapkan bisa diapresiasi oleh para pelaku investor.
“Meski kinerja sahamnya downtrend, diharapkan adanya merger dapat membuat kinerja emiten perlahan-lahan mengalami konsolidasi yang turut menjadi sentimen positif bagi pergerakan sahamnya,” ujar Nafan.
Kendati demikian, William melihat bahwa aksi merger belum tentu dapat mendongkrak kinerja saham BUMN karya ke depan.
“Saham BUMN karya umumnya bergerak dari program pemerintah yang melibatkan emiten sektor ini, sehingga sentimen pemilu diharapkan bisa menjadi penggerak bagi saham BUMN karya, namun tergantung calon presidennya, apakah melibatkan emiten ini atau tidak,” pungkas William.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.