"Dengan teknologi protokol tertutup, motor ECGO hanya dapat digunakan dengan baterai ECGO, menjamin permintaan penyewaan berkelanjutan," katanya.
Selain itu, kata dia, perusahaan juga akan menghasilkan pendapatan dari layanan perangkat lunak. Dari segmen ini, ECGO akan mendapatkan penghasilan yang signifikan.
Saat ini, permintaan motor ECGO melebihi pasokan dengan lebih dari 70 ribu pengemudi masuk dalam daftar tunggu (waiting list). Setelah akuisisi ini, KRYA akan menggelar rights issue dengan target dana Rp200-Rp300 miliar dalam rangka mendukung ekspansi ECGO pada 2026.
ECG telah memperoleh sertifikasi TKDN sebesar 56 persen dan dua modelnya berhak mendapatkan subsidi motor listrik dari pemerintah. Apabila kebijakan subsidi 2023–2024 dilanjutkan, maka dalam lima tahun ke depan, William optimistis motor listrik dapat menyumbang lebih dari 30 persen penjualan motor di Indonesia.
(Rahmat Fiansyah)