Di samping itu, revisi panduan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kondisi geologi, efisiensi operasional, dan komitmen perseroan terhadap aspek keselamatan.
Pada akhir kuartal III-2024, AMMN juga telah menyisihkan sebagian persediaan konsentrat untuk mendukung smelter ramp-up. Dengan begitu, di akhir tahun, perseroan menargetkan mempunyai persediaan konsentrat sekitar 200 ribu ton metrik kering dengan penjualan ditunda hingga produksi smelter dimulai.
"Kini beroperasi sebagai produsen tembaga yang terintegrasi penuh, AMMN telah membangun landasan yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan," kata Ramlie.
AMMN melaporkan rekor produksi pada sembilan bulan pertama tahun ini lewat entitas anak, PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang merupakan pemilik konsesi sekaligus operator tambang Batu Hijau.
Per 30 September 2024, produksi konsentrat AMMN meningkat 85 persen menjadi 637.106 metrik ton kering dengan penjualan 537.823 metrik ton kering.