“Strategi ini memperkuat ketahanan keuangan perusahaan, meningkatkan kemampuan dalam menghadapi volatilitas pasar, serta memperluas basis keuangan, yang pada akhirnya menempatkan perusahaan dalam posisi yang lebih baik untuk pertumbuhan di masa depan,” kata Indra dalam siaran pers, Rabu (18/9/2024).
Indra menambahkan, penerbitan Obligasi II BUMA Tahun 2024 merupakan langkah penting untuk semakin mendiversifikasi pendanaan dan mengelola utang perusahaan. Penawaran obligasi disebut tidak hanya memperkuat posisi keuangan perusahaan, tetapi juga memberikan fleksibilitas lebih dalam mendukung strategi bisnis jangka panjang.
“Penawaran obligasi rupiah kedua ini juga menegaskan fokus kami pada bisnis di Indonesia,” ujar Indra.
BUMA berkomitmen untuk memperkuat bisnis kami di sektor pertambangan, menjaga manajemen keuangan yang solid, dan mempertahankan pengukuran kredit yang kuat sambil terus memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di industri pertambangan di Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat (AS).
Dana yang diperoleh dari penawaran obligasi ini akan dialokasikan untuk melunasi kewajiban Obligasi I BUMA Tahun 2023 Seri A, yang akan jatuh tempo pada 8 Januari 2025, sebesar Rp422,91 miliar atau sekitar 42,29 persen. Langkah ini mencerminkan komitmen BUMA untuk menyesuaikan jadwal jatuh tempo utangnya dan memastikan pengelolaan utang yang efektif dan berkelanjutan.