sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Analis Ungkap Ada Potensi Penurunan Harga CPO, Ini Penjelasannya

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
09/02/2022 14:27 WIB
Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu siang (9/2/2022).
Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu siang (9/2/2022). (Foto: MNC Media)
Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu siang (9/2/2022). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah / crude palm oil bergerak fluktuatif pada perdagangan Rabu siang (9/2/2022).

Pada pembukaan perdagangan di bursa derivatif Malaysia, harga acuan kontrak April 2022 turun -2,4% menjadi MYR5.318 per ton, sebelum kemudian naik tipis hingga MYR5.403.

Kontrak Maret 2022 merosot -28 poin atau -0,50% di MYR5.508 dari sebelumnya di MYR5.536. Sementara kontrak Februari 2022 naik 49 poin atau 0,88% di MYR5.615 dari MYR5.566.

Sejumlah analis menilai, koreksi harga CPO ini terseret oleh merosotnya harga minyak nabati saingannya yang dijual lebih rendah di bursa Dalian, China. Adapun investor juga ditengarai sedang menunggu data produksi dan ekspor resmi pemerintah Malaysia yang akan dirilis pada Kamis depan (10/2).

"Sentimen CPO kami akan mengikuti petunjuk eksternal hingga data Dewan Minyak Sawit Malaysia besok," kata seorang pedagang CPO di Kuala Lumpur, dilansir Reuters, Rabu (9/2/2022).

Seperti diketahui, kontrak minyak nabati saingan di bursa Dalian melanjutkan penurunannya, dengan kontrak minyak kedelai atau soyoil turun -2,08%, sedangkan kontrak minyak sawit untuk pengiriman Mei juga anjlok -2,74%, demikian juga harga kedelai di Chicago Board of Trade dilaporkan ikut turun -0,44%.

Harga CPO mendapat pengaruh oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya karena ketatnya persaingan untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Stok CPO Malaysia pada akhir Januari 2022 diprediksi masih tetap datar, karena angka produksi dan ekspor negera eksportir terbesar kedua di dunia itu jatuh ke posisi terendahnya dalam 11 bulan terakhir, menurut sebuah survei Reuters.

Kendati ada penurunan, secara garis besar harga CPO telah naik 15% sepanjang tahun ini, dan mencapai rekor tertingginya hingga MYR5.749 per ton awal pekan ini.

Analis Reuters Wang Tao memprediksi harga CPO bisa jatuh ke kisaran MYR5.174 ringgit hingga MYR5.247 ringgit per ton. (TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement