IDXChannel - Harga minyak dunia kembali terbenam dengan penurunan sekitar sembilan persen pada akhir perdagangan Selasa (5/7/2022), atau Rabu (6/7/2022) pagi waktu Indonesia. Porsi penurunan itu menjadi yang terbesar sejak Maret 2022, di mana pasar ramai dijejali oleh sejumlah sentimen negatif.
Tekanan utama masih tetap datang dari kekhawatiran atas potensi terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS), yang bila hal itu nantinya benar-benar terjadi, tentu tidak akan membutuhkan waktu lama untuk merembet ke seluruh dunia. Tak hanya itu, kebijakan lockdown di China serta penguatan greenback yang memicu melandainya permintaan juga ikut memperburuk keadaan di pasar.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September diperdagangkan minus 10,73 dolar AS (9,5 persen) ke US$102,77 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus merosot 8,93 dolar AS (8,2 persen) menuju US$99,5 per barel.
Terbenamnya harga minyak terjadi bersamaan dengan merosotnya harga gas alam, bensin dan ekuitas, yang selama ini menjadi salah satu tolok ukur permintaan minyak mentah dunia.
Sementara, rencana Shanghai untuk kembali melakukan pengujian massal terhadap 25 juta penduduknya sukses menebar kekhawatiran bakal kembali dilakukannya lockdown, yang berpotensi bakal menggerus permintaan minyak secara signifikan.