Sementara EBITDA perseroan (Q12021) tercatat mencapai Rp1,2 triliun.
Perusahaan yang sedang mengembangkan komoditas feronikel tersebut menuturkan terus berinovasi terkait penjualan produk emas dengan mengutamakan mekanisme transaksi penjualan dan buyback emas secara daring.
Salah satu strategi pada 2021 yang menjadi prioritas perseroan adalah pengembangan usaha hilirisasi mineral dengan mempertahankan cadangan komoditas nikel dan bauksit, selain penjualan emasnya.
Perseroan juga berupaya mendorong entitas anak perusahaannya untuk mandiri dan mengoptimalkan bisnis anorganik perusahaan. (TYO)