IDXChannel—Apa itu EBITDA? EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization. Artinya tak lain dari pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi.
Secara sederhana, EBITDA adalah pendapatan kotor diperoleh suatu perusahaan dalam periode tertentu. EBITDA kerap digunakan sebagai indikator untuk mengetahui performa keuangan perusahaan, sekaligus mendapatkan gambaran profitnya.
Dilansir dari Klikpajak.id (9/8), meskipun EBITDA hanya menggambarkan pendapatan kotor yang belum dikurangi dengan beban-beban, namun pencatatannya bisa digunakan untuk melihat profit perusahaan secara umum.
EBITDA tidak digunakan untuk menilai bisnis perusahaan. Alih-alih, EBITDA murni berfungsi sebagai ukuran kinerja keuangan perusahaan.
Investor ritel yang sudah lama terjun di dunia pasar modal, akan sering menemukan EBITDA dalam laporan-laporan keuangan emiten. EBITDA juga menjadi salah satu bahan pertimbangan yang kerap digunakan investor dan stakeholder untuk memperkuat pengambilan keputusan.
Apa itu EBITDA? Komponen Penyusunannya
Apa saja komponen yang masuk dalam penyusunan EBITDA? Seperti yang diulas di atas, ada beberapa elemen keuangan yang masuk dalam pencatatan EBITDA, yakni: penghasilan, bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Penghasilan adalah elemen pertama dalam EBITDA. Penghasilan yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya hasil penjualan semata, namun juga berbagai hal yang didapat dari hasil usaha, misalnya: deposito, aset perusahaan, modal, surat berharga, dan lain-lain.
Bunga adalah pengeluaran yang mesti dibayarkan perusahaan ketika meminjam dana dari pihak lain. Elemen ini dimasukkan untuk menambah beban perusahaan sehingga perbandingan kinerja keuangannya kian akurat.
Pajak adalah elemen keuangan yang juga harus dibayarkan tiap badan usaha selama bisnisnya berjalan. Setiap negara dan daerah memasang tarif pajak yanag berbeda-beda, dan para pelaku usaha wajib mematuhi aturan pajak.
Depresiasi adalah alokasi biaya penyusutan atas aset perusahaan, dihitung berdasarkan umur ekonomisnya. Aset berupa barang tentu memiliki ‘umur’, misalnya saja komputer yang memiliki umur ekonomi sekitar 5 tahun.
Amortisasi memiliki definisi yang hampir sama dengan depresiasi, namun amortisasi menghitung penurunan nilai penyusutan aset dengan umur ekonomis yang relatif lebih lama dan tidak berwujud. Istilah lainnya adalah alokasi biaya aktiva yang tidak berwujud.
Aset-aset tidak berwujud yang dikuasai perusahaan juga memiliki depresiasi yang bisa dihitung. Aset perusahaan mesti dihitung depresiasinya agar perusahaan tahu sampai kapan aset tersebut dapat digunakan secara maksimal.
Dari elemen-elemen penyusunannya di atas, maka jelas bahwa EBITDA bermanfaat untuk memberikan gambaran keuntungan dan untuk dijadikan pembanding tingkat keuntungan dengan laporan keuangan final setelah ditambah dengan beban-beban usaha.
Demikianlan ulasan tentang apa itu EBITDA, berikut definisi dan elemen-elemen penyusunannya. (NKK)