Emiten yang melakukan stock split biasanya merupakan emiten yang memiliki fundamental bagus tapi harga sahamnya telah mencapai titik tertinggi.
Contoh emiten yang berencana melakukan stock split adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Emiten ini berencana memecah nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5.
Adanya stock split ini membuat total saham BBCA akan membesar dari 24,65 miliar saham menjadi 123,27 miliar saham. Nominal saham emiten ini juga akan berubah dari Rp62.500 menjadi Rp12.500 per lot saham.
2. Reverse Stock Split
Reverse stock split dilakukan dengan tujuan untuk penyelamatan perusahaan emiten agar tetap memenuhi persyaratan untuk tetap menjaga status listing dalam perdagangan pasar modal.
Contoh emiten yang pernah melakukan reverse stock split adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) pada tahun 2012. FREN pernah melakukan reverse stock split dengan rasio 20:1. FREN melakukan reverse stock split dengan harga awal saham sebesar Rp100 per lot menjadi Rp2.000 per lot saham pada saat itu.