IDXChannel—Apa saja saham milik Sri Prakash Lohia di Bursa Efek Indonesia? Sri Prakash Lohia adalah seorang pengusaha yang mendirikan Indorama Corporation, perusahaan konglomerasi yang bergerak di beragam sektor industri.
Indorama memproduksi pupuk, polietilena, serat poliester, benang pintal, sarung tangan medis, dan sebagainya. Bisnis utamanya adalah tekstil. Saat ini Indorama memiliki sejumlah anak usaha di beberapa negara Afrika dan Eropa.
Sri Prakash Lohia pindah ke Indonesia pada 1973 bersama ayahnya untuk merintis Indorama Synthetics. Bisnis Indorama terus berkembang, dan pada 1976 perseroan mengoperasikan pabrik pemintalan benang di Purwakarta.
Selanjutnya Indorama Corp berekspansi ke produksi pupuk dan petrokimia dengan akuisisi dan pembukaan pabrik di negara-negara Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Saham Milik Sri Prakash Lohia di Bursa Efek, Intip Kinerjanya
Indorama Corporation mulai memproduksi sarung tangan sekali pakai pada 1989. Lalu pada tahun-tahun berikutnya bisnisnya berekspansi ke produksi serat poliester, produksi plastik PET. Pada 1998 Indorama membuka pabrik pemintalan benang di Turki.
Tahun-tahun berikutnya bisnis Indorama merambah bidang petrokimia. Indorama mengakuisisi produsen olefin terbesar di Nigeria pada 2006, dua tahun sebelumnya perseroan mendirikan pabrik petrokimia di Thailand.
Lalu Indorama juga membuka pabrik pemintalan lagi pada 2011, tetapi kali ini di Uzbekistan. Kemudian mengakuisisi perusahaan produsen pupuk di Senegal pada 2014, dan memulai produksi amonia serta urea di Nigeria pada 2016.
Pada 2018 ke atas, ekspansi Indorama terfokus pada industri pupuk. Perusahaan ini mengakuisisi perusahaan pupuk di India, Brazil, Uzbekistan, Georgia, dan Nigeria. Sehingga Indorama memiliki pabrik pupuk di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Satu-satunya perusahaan Sri Prakash Lohia di bursa efek adalah PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), pilar usaha Indorama Group yang bergerak di industri tekstil, hasil produksinya adalah benang pintal dan poliester.
INDR juga merupakan salah satu eksportir tekstil terbesar di Indonesia. Dengan negara tujuan ekspor mencakup Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin, Asia, Australia, dan Timur Tengah. INDR mencatatkan sahamnya di bursa efek pada 1990.
Saat itu INDR melepas 7 juta saham, atau setara dengan 21,63 persen dari total modal disetor, dengan harga penawaran Rp12.500 per saham. Dari IPO ini Indorama sukses menghimpun dana segar sebanyak Rp87,50 miliar.
Pada perdagangan 23 September 2025, INDR dibuka di harga Rp2.910 per saham. Pada sesi kedua, INDR diperdagangkan di kisaran Rp2.950 per saham. Dengan harga pasaran ini, INDR mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp1,93 triliun.
Dalam enam bulan terakhir, saham INDR mencatatkan kenaikan harga sebesar 33,48 persen. Namun jika ditarik hingga awal 2025, pertumbuhan harga INDR hanya sebesar 7,27 persen.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Agustus 2025 pengendali saham INDR adalah PT Irama Investama dan Indorama Holdings dengan kepemilikan masing-masing sebesar 163 juta saham (25%) dan 440 juta saham (67,28%).
Adapun penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham INDR adalah Satu Trust di mana Sri Prakash Lohia dan keluarga terdekatnya penerima manfaat diskresioner. Artinya perusahaan ini dimiliki oleh Sri Prakash Lohia dan Keluarga Lohia lainnya.
Itulah informasi singkat tentang saham milik Sri Prakash Lohia.
(Nadya Kurnia)