"Gelombang ke 3 dan masalah vaksin AstraZeneca menjadi katalis negatif pelaku pasar," ujarnya.
Selain itu, prediksi pertumbuhan menggunakan asumsi yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Indonesia saat ini di peringkat 8 negara yang melakukan vaksin tercepat.
"Pemerintah juga memberikan guyuran stimulus, seperti bantuan sosial kepada masyarakat dan memberi insentif dunia usaha seperti perpajakan," ujarnya.
Dia menyebut, upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan dengan bantuan dari Bank Indonesia (BI), OJK, maupun LPS, akan membawa perekonomian Indonesia di tahun 2021 tumbuh di kisaran 4,5% yoy hingga 5,3% yoy.
"Untuk Kuartal I Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa estimasi GDP berada di -0.5%. Hal ini terjadi akibat PPKM dan pemulihan ekonomi yang lebih lamban dari perkiraan," kata dia. (TYO)