IDXChannel - Meski menghadapi tindakan keras Beijing terhadap sejumlah perusahaan teknologi, Baidu Inc tetap menawarkan obligasi senilai USD1 miliar, atau setara dengan Rp14,4 triliun (USD1 senilai Rp14.407), berdasarkan informasi dari orang yang mengetahui kabar tersebut.
Dikutip dari Bloomber, Kamis (19/8/2021), tindakan Baidu sejaligus menandai penawaran utang global besar pertama oleh perusahaan teknologi China setelah pemerintah di negara itu meningkatkan tindakan keras terhadap perusahaan swasta.
Raksasa pencarian Internet, penerbit kelas investasi, memberi harga catatan 5,5 tahun dan 10 tahun pada 83 basis poin dan 113 basis poin, masing-masing, di atas Treasuries yang sebanding. Obligasi dolar Baidu yang jatuh tempo pada 2026 diperdagangkan Rabu dengan spread 81 basis poin, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.
Kesepakatan itu akan menjadi obligasi dolar pertama penerbit kelas investasi tahun ini, dengan USD1,95 miliar dari catatan tersebut dijual pada tahun 2020 menawarkan premi yang jauh lebih besar daripada penjualan yang sedang berlangsung.
Rencananya, hasil penjualan obligasi ini akan dipakai untuk tujuan umum perusahaan dan pembayaran utang. Apalagi, Baidu telah menghabiskan banyak uang untuk memposisikan dirinya sebagai perusahaan pembuat kecerdasan buatan mulai dari ride-hailing, speaker pintar dan cloud.