Pembentukan provisi naik 15 persen secara tahunan, didorong kenaikan signifikan di BCA yang tetap berhati-hati terhadap prospek kualitas aset.
Indo Premier menyebutkan, NIM keempat bank relatif stabil pada kuartal III-2025, meskipun masih tertekan penurunan imbal hasil kredit (loan yield) di sebagian bank.
Yang lebih positif, biaya dana mulai menunjukkan tren pelonggaran. BMRI, Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Central Asia (BBCA) mencatat penurunan biaya dana antara 8 hingga 12 basis poin. Indo Premier memperkirakan tren ini berlanjut hingga kuartal IV-2025 seiring laporan penurunan CoF sepanjang September.
Kredit empat bank besar tumbuh 9 persen secara tahunan, ditopang BMRI dan Bank Negara Indonesia (BBNI) yang naik hingga 11 persen. Pada saat bersamaan, simpanan meningkat 12 persen secara tahunan, terutama didorong lonjakan deposito setelah suntikan likuiditas dari Kementerian Keuangan. Dana murah tetap kuat, dengan BBRI dan BBNI mencatat pertumbuhan CASA tertinggi.
Kualitas aset juga menunjukkan perbaikan bertahap, terutama pada rasio loan at risk (LAR). BNI membukukan penurunan paling besar, disusul Mandiri, BCA, dan BRI. Biaya kredit (cost of credit/CoC) umumnya sesuai proyeksi, kecuali Mandiri yang sedikit lebih rendah dari panduan sehingga membuka ruang kenaikan cadangan pada kuartal berikutnya.