sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BBNI Resmi Stock Split, Begini Arah Pergerakan Saham Emiten Perbankan

Market news editor Anggie Ariesta
08/10/2023 05:05 WIB
Kebijakan dividend payout ratio, dijelaskan Joseph, adalah supaya bantalan keuangan yang dimiliki perbankan dapat lebih tebal dan lebih baik.
BBNI Resmi Stock Split, Begini Arah Pergerakan Saham Emiten Perbankan (foto: MNC media)
BBNI Resmi Stock Split, Begini Arah Pergerakan Saham Emiten Perbankan (foto: MNC media)

IDXChannel - Langkah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang baru saja melaksanakan proses pemecahan nilai saham (stock split) diyakini bakal berimbas pada arah pergerakan saham emiten perbankan ke depan.

Meski demikian, menurut Senior Analyst of Creative Trading System, Joseph Gabetua, imbas tersebut tidak akan terlalu signifikan secara fundamental.

Hal ini, menurut Joseph, tak lepas dari karakteristik industri perbankan yang cenderung highly regulated, dengan banyak hal yang juga harus diperhatikan.

"OJK sendiri bahkan beberapa waktu terakhir juga mulai merumuskan supaya sektor perbankan punya bantalan yang lebih tebal. Dividend payout rationya dibuat lebih diperketat, sehingga perbankan ini tidak bagi-bagi dividen dalam jumlah yang jumbo terus," ujar Joseph, dalam IDX 2nd Session Closing Market, Jumat (6/10/2023).

Kebijakan dividend payout ratio, dijelaskan Joseph, adalah supaya bantalan keuangan yang dimiliki perbankan dapat lebih tebal dan lebih baik.

"Jadi ini cukup diperhatikan. Kalau kita ngomong fundamental, gak terlalu banyak yang kita khawatirkan. Ini masih menjadi sektor yang baik, dan mungkin untuk beberapa tahun ke depan juga masih menjadi sektor utama dan penopang bagi IHSG," tutur Joseph.

Untuk jangka pendek, terutama karena kenaikan saham-saham di sektor perbankan sudah cukup banyak, maka Joseph melihat masih wajar ketika terjadi profit taking.

Saham BBNI sendiri pada penutupan perdagangan Jumat (6/10/2023) kemarin tercatat menguat tipis sebesar 0,24 persen, menuju 5.200 per saham. Sementara pada saat yang sama, saham BBCA justru melemah 0,55 persen ke level 9.025 per saham.

"Menurut Saya ini untuk jangka pendek saja. Kalau pun terjadi profit taking Saya pikir wajat, karena kenaikan saham-saham di sektor ini sudah cukup banyak," ungkap Joseph.

Untuk sektor perbankan, Joseph melihat pilihan investor dalam big caps sebenarnya lebih mengarah ke BBCA. Hal tersebut dengan mempertimbangkan outflow dari investor asing yang mulai mereda.

Hal ini berbeda dengan kondisi yang terjadi pada saham BBNI, di mana pada saat yang sama investor asing telah melepas sedikitnya Rp600 miliar.

"Investor asing udah profit taking hampir Rp600 miliar di minggu ini saja. Sedangkan BBCA itu di minggu ini investor asingnya sudah mulai borong kembali, ini kalau gak salah sekitar Rp350 miliar," papar Joseph.

Sedangkan untuk investor yang sudah memiliki posisi di saham perbankan, Joseph menyarankan agar bisa melihat secara berkala saja, dan tidak perlu adanya panic selling.

"Gak perlu (panic selling). Kita lihat saja secara berkala. Kalau memang ternyata BBNI ini kan saham yang banyak digerakkan investor asing," tegas Jpseph. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement