Menurut Raka, hal itu membuka peluang upside bagi Adaro Andalan Indonesia hingga ke 6,8 kali. Hal itu juga mengingat permintaan batu bara termal yang masih tinggi.
Sementara untuk MR DIY, Raka menilai, perseroan masuk dalam kategori overvalue dibandingkan dengan emiten-emiten di sektor ritel lainnya.
“Untuk MR DIY ini PE Ratio-nya masih cenderung mahal ya,” ujar Raka.
Meski demikian, dari sisi kinerja, MR DIY diproyeksi akan mencatatkan pertumbuhan seiring dengan pemulihan ekonomi.
Raka menambahkan, bisnis yang dijalankan oleh perseroan tidak akan terdampak signifikan jika PPN naik menjadi 12 persen tahun depan.