Meski begitu, dia mengingatkan kenaikan harga BBM bisa berpengaruh terhadap valuasi atau harga saham perusahaan. Sebab valuasi perusahaan menara seperti Mitratel, cenderung berbanding terbalik dengan inflasi atau suku bunga. Hal ini karena relatif tingginya leverage yang dimiliki oleh perusahaan menara.
Adapun posisi Mitratel cukup baik mengingat tingkat leveragenya dibawah rata-rata industri. “Akibatnya, kenaikan inflasi atau suku bunga akan memiliki pengaruh bagi saham industri menara telekomunikasi,” terangnya.
Henry memperkirakan dalam jangka pendek, tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga akan memberi sentimen bagi Mitratel. Namun dia memprediksi outlook perusahaan tetap positif dalam jangka menengah, terlebih setelah perusahaan mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel.
“Hal ini akan mendukung pertumbuhan pendapatan dan EBITDA perusahaan dalam jangka menengah. Kami masih merekomendasikan BUY untuk saham Mitratel dengan target harga di Rp950 per saham,” ujar dia menambahkan.