Sejumlah proyek hijau yang berada dalam pipeline ADRO meliputi pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara, yang direncanakan akan memproduksi 1,5 juta ton green aluminum per tahun.
Selain itu, ADRO Renewables sedang mengembangkan proyek Hydro Power Plant terbesar di Indonesia dengan kapasitas terinstalasi sebesar 1.375 GW.
“Ini ditargetkan rampung pada 2030,” ujar Rizkia.
Dari sisi balance sheet atau neraca, Rizkia mengestimasi, total aset ADRO mengalami penurunan sebesar 17 persen, tetapi posisi kas perusahaan justru melonjak hingga 49 persen, mencapai USD4,1 miliar.
Pelepasan AADI dipandang juga bakal mengurangi tekanan liabilitas atau utang, yang turun drastis sebesar 64 persen menjadi USD922 juta.