IDXChannel - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyerukan kesetaraan gender melalui ‘Ring the Bell for Gender Equality’, sebagai dorongan terhadap sektor swasta agar dapat meningkatkan pemberdayaan perempuan.
Hal ini digaungkan BEI bersama Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women), International Finance Corporation (IFC), Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan Indonesia Business Coalition for Women’s Empowerment (IBCWE).
Pada tahun ini, sebanyak 121 Bursa Efek di seluruh dunia ikut merayakan 10 tahun “Ring the Bell for Gender Equality” untuk memperingati Hari Perempuan Internasional dengan tema “Berinvestasi pada Perempuan: Mempercepat Kemajuan”.
Pembunyian bel juga menjadi simbol komitmen bursa, perusahaan, dan investor global dalam memajukan kesetaraan gender sebagai cara terbaik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan setara.
“Kami juga berharap perusahaan-perusahaan di industri pasar modal Indonesia dapat lebih memberikan dukungan terhadap upaya pemberdayaan perempuan di angkatan kerja,” kata Direktur BEI, Risa Rustam di Gedung BEI, Kamis (14/3/2024).
Bagi Risa, dukungan ini tidak hanya pada Hari Perempuan Internasional saja, namun juga tercermin dalam aksi nyata sehari-hari untuk memperkuat posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah bisnis dan ekonomi berkelanjutan.
Berinvestasi pada perempuan menjadi sangat penting seiring dengan situasi global, seperti krisis, konflik, dan perubahan iklim yang memberikan dampak tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan.
Head of Programmes UN Women Indonesia, Dwi Faiz membeberkan, bahwa satu dari setiap 10 perempuan di dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem dan hanya 61 persen perempuan yang berada dalam angkatan kerja.
Di Indonesia, partisipasi angkatan kerja perempuan mencapai 54,4 persen, jauh di bawah partisipasi laki-laki.
“Acara pembunyian bel hari ini menandakan komitmen penuh perusahaan, investor, dan bursa saham untuk mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” paparnya.
Euan Marshal, Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste menuturkan, terdapat potensi besar dari pemberdayaan perempuan yang membentuk setengah dari populasi dunia.
Baginya, menutup kesenjangan ketenagakerjaan gender bukan hanya kunci untuk mengubah ekonomi global, tetapi juga mendukung penciptaan lapangan kerja, serta mendorong pembangunan berkelanjutan.
“IFC berkomitmen untuk berinvestasi dalam pemberdayaan perempuan dan mempercepat laju kemajuan, bekerja sama dengan mitra-mitra kami dari bursa saham, regulator, dan mitra pembangunan lainnya di Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif IGCN, Josephine Satyono menyerukan perubahan transformatif dengan memahami bahwa berinvestasi pada perempuan bukan hanya keharusan moral, namun upaya strategis untuk pertumbuhan ekonomi.
“Dengan berinvestasi pada perempuan, sebuah negara dapat mempercepat kemajuan, membuka jalan menuju dunia yang lebih sejahtera dan setara,” papar Josephine.
Direktur Eksekutif IBCWE, Wita Krisanti menuturkan, banyak perempuan yang menduduki posisi kepemimpinan dalam bisnis dapat memberikan dampak yang lebih kuat pada masyarakat, juga membantu mematahkan stereotip dan menciptakan role model bagi generasi mendatang.
"Tema tahun ini merupakan pengingat bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan mendukung perempuan untuk mencapai peran kepemimpinan,” tutupnya.
(FAY)