sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BEI Dorong Implementasi ESG ke Pemangku Kepentingan

Market news editor Anggie Ariesta
02/11/2022 14:40 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkomitmen untuk mendukung implementasi Environment, Social, Governance (ESG) demi sistem keuangan yang berkelanjutan.
BEI Dorong Implementasi ESG ke Pemangku Kepentingan
BEI Dorong Implementasi ESG ke Pemangku Kepentingan

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkomitmen untuk mendukung implementasi Environment, Social, Governance (ESG) demi sistem keuangan yang berkelanjutan dan inklusif.

Adapun aksu BEI dalam mendukung ESG nantinya akan melalui penerbitan produk dan infrastruktur hijau, serta berencana untuk mengembangkan sistem perdagangan karbon. Kemudian, hal tersebut juga bertujuan untuk mempercepat persiapan initial public offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, implementasi ESG itu jelas perlu melibatkan pemangku kepentingan baik pasar maupun produk dalam menyediakan infrastruktur untuk penerapan keuangan berkelanjutan.

“Saya ingin menekankan bagian ini bahwa BEI menyediakan daftar dan inkubator usaha kecil menengah (UKM), serta menawarkan asisten untuk startup dan UKM dengan pertumbuhan tinggi, agar lebih berkelanjutan dengan program inkubasi,” ungkap Nyoman dalam Mandiri Sustainability Forum 2022, Rabu (2/11/2022).

Selama ini BEI mengimplementasikan beberapa isu untuk memastikan penerapan perusahaan good corporate governance (GCG) berstandar global, serta memberikan akses informasi bagi investor melalui pengembangan platform informasi untuk mempromosikan proses distribusi yang lebih efisien dan efektif bersama dengan informasi yang tepat waktu dan dapat diandalkan untuk publik.

Sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan POJK No.60 Tahun 2017 tentang obligasi hijau telah terdapat tiga perusahaan yang telah terdaftar hingga 2022, yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur pada 2018, serta pada 2022 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk turut terdaftar.

Menurut Nyoman, jarak waktu antara green bond pertama lahir dan yang kedua dan ketiga membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Untuk itu regulator Indonesia telah mengevaluasi kondisi ini dan berusaha mencari solusi untuk mendukung isu dan produk terkait ESG di pasar modal Indonesia sebagai bagian dari inisiatif regulator untuk mendukung penerbit Green Bond, baik OJK maupun BEI memberikan insentif bagi emiten,” kata Nyoman.

Adapun inisiatif yang akan dilakukan BEI adalah mendukung sistem pengembangan perdagangan karbon yang akan dimulai pada tahun 2023 dan BEI juga berencana untuk menempatkan informasi tentang penilaian ESG di situs web BEI.

“Dan semoga website ini bisa diakses mulai tahun ini. Kemudian untuk mengikuti perkembangan emiten ESG terbaru, BEI akan terus melakukan profilisasi peningkatan kapasitas bagi para pemangku kepentingan melalui showcase dan pameran ESG,” pungkas Nyoman.

(NDA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement