IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) turun gunung menemui anggota bursa/sekuritas hingga komunitas investor dalam memasarkan produk derivatif kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF).
Sosialisasi dan literasi instrumen investasi baru ini menjadi konsen utama regulator pasar modal tersebut. Pasalnya, SSF ditargetkan bagi investor atau trader profesional yang mampu cepat membaca market mengingat level risikonya yang tinggi.
"Kita edukasi, kita ketemu komunitas, kita ketemu sama anggota bursa, untuk kita jelasin lebih dalam lagi ini sebenarnya produknya, transaksi seperti apa," kata Kepala Unit Pengembangan Bisnis Derivatif, Pier Ridge, dalam pertemuan dengan wartawan, Kamis (9/11/2023).
Kepada komunitas, Pier mendorong literasi yang komprehensif agar produk ini dapat menjadi diversifikasi investasi sekaligus lindung nilai atau hedging.
Terbaru, BEI menargetkan SSF akan memakai saham konstituen LQ45 sebagai underlying awal. Indeks acuan itu dipilih karena dinilai mencerminkan momentum market saat ini.
Adapun target peluncuran tetap terjadwal maksimal pada kuartal I-2024. Pier menyebut ada potensi penerbitan awal pada Maret tahun depan.
Berdasarkan catatan MNC Portal sebelumnya, BEI sedang berupaya untuk mempermudah sekaligus mempercepat pembukaan rekening dana derivatif bagi investor.
Bursa mengajak PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk ikut berpartisipasi dalam urusan tersebut.
"KSEI sudah dimungkinkan bisa menyimpan dana, sehingga ini akan memudahkan onboarding dari investor yang akan bertransaksi derivatif," papar Direktur Perdagangan dan Pengaturan AB BEI, Irvan Susandy belum lama ini.
Sistem perdagangan efek derivatif, terang Irvan, diharapkan dapat menjadi pilot project anggota bursa. Adapun saat ini sudah terdapat 5 sampai 6 sekuritas yang masuk dalam pipeline.
"Sistem perdagangan efek derivative ini kita sediakan untuk anggota bursa menjadi pilot project, jadi ini free dari bursa, sehingga kita harapkan mereka bersedia untuk menjadi anggota bursa derivatif," pungkasnya.
(DES)