“Dan sebaiknya, investor ritel yang baru masuk ke Bursa menggunakan informasi-informasi ini ketimbang sekadar mengikuti ‘siapa membeli saham apa,’ tanpa tahu lebih dalam mengenai emiten tersebut. Karena, meskipun kita bisa tahu broker mana membeli saham apa, akan jauh lebih sulit untuk mengetahui motif, alasan serta kepentingan mereka membeli saham-saham tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Founder & CEO Investabook Muhammad Alfisyahrin mengatakan, penutupan kode broker merupakan kebijakan yang positif untuk ekosistem pasar yang lebih sehat. Menurutnya, investor ritel harus sadar bahwa mereka memiliki keunggulan yang tidak dimiliki investor besar.
“Kita bisa berinvestasi di perusahaan bagus yang masih kecil dan belum terlalu likuid perdagangan sahamnya. Strategi mengekor investor besar dengan membaca kode broker justru berpotensi menjebak kita pada saham yang kita sebenarnya tidak benar-benar yakin dengan prospeknya,” kata dia. (TYO)