BMRI
Bank pelat merah big four, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan nilai jual bersih asing teratas dengan mencapai Rp623,4 miliar. Meski demikian, saham mengalami penguatan 5,64 persen dalam sepekan ke posisi Rp7.025 per saham.
BBRI
Saham perbankan pelat merah lainnya, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat nilai jual bersih Rp473,3 miliar. Saham bank wong cilik ini ditutup sideways dalam sepekan ke posisi Rp6.125 per saham.
TLKM
Emiten telekomunikasi pelat merah yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dilego asing Rp424,1 miliar. Saham perusahaan penyedia layanan seluler dan internet ini juga turun 2 persen dalam penutupan Jumat dan anjlok 4,39 persen sepekan di level Rp3.920 per saham.
BBCA
Posisi keempat ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai jual bersih Rp367,4 miliar. Saham Grup Djarum milik keluarga Hartono ini melemah 0,51 persen ke posisi Rp9.825 per saham pada Jumat dan menguat 1,81 persen dalam sepekan.
ASII
Selanjutnya ada saham milik PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai jual bersih mencapai Rp291,2 miliar. Saham perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif ini menguat 1,95 persen ke posisi Rp5.225 per saham dalam sepekan.
Sebelumnya, Astra mengantongi laba bersih Rp33,8 triliun atau meningkat 17 persen sepanjang 2023.
Pencapaian laba bersih ini ditopang oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen.
“Grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada tahun 2023, didukung oleh pemulihan penjualan sepeda motor dan pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen. Grup tetap menunjukkan resiliensi dengan diversifikasi portofolio bisnisnya, meskipun harga komoditas turun dan kondisi perekonomian melemah pada semester kedua,” kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, Selasa (27/2/2024).
Adapun pendapatan bersih konsolidasian Grup pada 2023 sebesar Rp316,6 triliun, atau meningkat 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara penjualan sepeda motor meningkat sebesar 22 persen, dengan pangsa pasar yang lebih tinggi.
(YNA)