Dengan enam set kapal pada tahun pertama, TBP berpotensi menghasilkan laba bersih sebesar USD461 ribu, setara 1,4 persen dari estimasi laba bersih TPMA tahun buku 2025.
Adapun proyeksi tersebut didasarkan pada sejumlah asumsi antara lain, penambahan enam kapal secara bertahap yakni terdiri dari dua kapal pada kuartal I tahun 2025 dan empat kapal pada periode kuartal II hingga kuartal IV tahun depan.
“Pendapatan TBP kami perkirakan akan lebih rendah dibandingkan PT Trans Ocean Permata (TOP) pada 2025, yang disebabkan ekspektasi delivery armada yang lebih cepat untuk TOP karena telah lebih dulu dibentuk,” lanjut riset tersebut.
Kemudian asumsi pendapatan per set sebesar Rp1,1 miliar per bulan untuk kapal tunda dan tongkang, setara TLP yang memiliki pendapatan per set terendah dibandingkan TPM dan BEST, serta asumsi margin laba bersih sebesar 30 persen, setara dengan TOP.
Sebagai informasi, kepemilikan JV antara TPMA dan KKGI terdiri dari 50 persen KKGI dan 50 persen TPMA dengan modal awal sebesar Rp51,5 miliar, sehingga masing-masing emiten akan menyetor sebesar Rp25,75 miliar. Pelaporan kontribusi JV ini pada laporan keuangan kedua emiten akan menggunakan metode ekuitas.