Menurut Andry, pada Oktober ini, ada ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan lagi sebesar 25 bps. Apalagi dengan assessment Bank Mandiri, tingkat inflasi di domestik akan relatif rendah.
"Jadi assessment kami tuh inflasi tahun ini pun juga akan berada di kisaran di bawah 2,5 persen," ujar Andry.
Andry menuturkan, dengan FFR yang dipangkas sebesar 100 bps, ada ruang bagi BI memangkas lagi sekira minimal 50-75 bps pada 2025.
"Jadi akan berdampak kepada penurunan cost of borrowing bagi dunia usaha dan bisa menggairahkan. Kemudian bonds market kita," kata Andry.
"Kalau suku bunganya turun, benchmark-nya turun, ya otomatis bond yield-nya juga akan turun. Artinya bonds prices-nya juga akan meningkat. Nah ini akan menggairahkan capital market," tuturnya.
(Fiki Ariyanti)