Pertumbuhan piutang tertinggi berasal dari segmen pembiayaan kendaraan roda empat bekas via showroom sebesar 35,3 persen yoy.
Sutadi menuturkan, kelolaan rasio pembiayaan diragukan dan macet (NonPerforming Financing/NPF) perusahaan terjaga di posisi bruto 1,25 persen, dan neto 0,21 persen per 31 Desember 2024.
“Level ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,36 persen, dan jauh lebih rendah lagi dibandingkan rerata industri yang berada di level rasio bruto 2,70 persen,” katanya.
Adapun NPF coverage tercatat sebesar 2,7x dari nilai NPF bruto. Sementara itu, BFIN juga mempertahankan gearing ratio yang sangat rendah sebesar 1,3x.
“Ini jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK yakni 10x dan di bawah rerata dengan kisaran 2,31x,” tutur dia.