sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BI Rate Dipangkas, Ini Sektor yang Berpotensi Raup Untung Banyak

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
17/01/2025 14:00 WIB
Secara umum, suku bunga yang lebih rendah dapat memacu selera risiko (risk appette) investor terhadap aset berisiko seperti saham.
BI Rate Dipangkas, Ini Sektor yang Berpotensi Raup Untung Banyak (FOTO:MNC Media)
BI Rate Dipangkas, Ini Sektor yang Berpotensi Raup Untung Banyak (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) 25 basis poin menjadi 5,75 persen mengejutkan pelaku pasar.

Secara umum, suku bunga yang lebih rendah dapat memacu selera risiko (risk appette) investor terhadap aset berisiko seperti saham.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer mengatakan, penurunan BI Rate menandai perubahan kebijakan BI untuk fokus menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Pemangkasan suku bunga ini memberi sinyal perubahan sikap BI terhadap pertumbuhan, meskipun langkah selanjutnya masih sangat bergantung pada faktor eksternal,” kata Adrian dalam Riset FLASH Strategy Sector Update, diterbitkan pada Kamis (16/1/2025).

Adrian pun merinci sederet sektor yang diuntungkan dari penurunan suku bunga. Ini mencakup perbankan, properti, dan otomotif. Ketiga sektor ini dianggap sensitif terhadap penurunan biaya pinjaman. 

Bank-bank besar, khususnya, akan meraup manfaat dari ongkos/biaya dana yang lebih rendah, yang pada akhirnya mendukung margin keuntungan mereka.

“Bank merupakan salah satu pihak yang diuntungkan dari penurunan suku bunga acuan melalui biaya dana yang lebih rendah, bersama dengan sektor Properti dan Otomotif sebagai sektor yang sensitif terhadap suku bunga,” kata Adrian.

Kendati penurunan suku bunga menjadi angin segar, Adrian mewanti-wanti investor untuk menyeimbangkan risiko nilai tukar melalui eksposur terhadap saham emiten yang berorientasi (bergantung terhadap pemasukan) dari mata uang dolar.

“Seperti di sektor komoditas dan perusahaan eksportir besar,” tuturnya. Adapun untuk indeks komposit, Adrian justru melihat pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terbatas. 

Sebab, terdapat faktor eksternal yang dikhawatirkan memangkas pertumbuhan sektor lainnya, menyusul kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

“Kami memperkirakan ruang yang terbatas untuk pertumbuhan valuasi IHSG karena premi risikonya, yang telah meningkat sekitar ~100bps sejak kemenangan Trump dalam pemilu,” kata dia.

Dia memproyeksi, untuk penurunan BI Rate masih terbuka sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen pada tahun ini.  Waktu pelaksanaan, akan sangat bergantung pada perkembangan domestik dan global, termasuk ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reseve, imbal hasil (yield) US Treasury, dan pergerakan nilai tukar USD.

(Kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement