IDXChannel – Emiten penghuni elite club, dalam hal kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, memiliki valuasi yang kemahalan (overvalued). Euforia investor terhadap saham-saham milik taipan RI tersebut membuat valuasi menjadi hal nomor kesekian.
Berbeda dengan wejangan para guru investasi yang mengambil jalan value investing, alias berinvestasi dengan melihat nilai intrinsik suatu saham, investor di saham-saham para taipan yang sukses masuk daftar lima emiten dengan market cap terbesar itu tidak memedulikan apakah valuasi saham-saham tersebut sudah menyundul langit.
Teranyar, saham emiten tambang tembaga dan emas yang terafiliasi dengan keluarga Salim dan keluarga Panigoro PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berhasil menggeser emiten bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang sebelumnya menduduki posisi kelima market cap terbesar.
Per penutupan perdagangan sesi I, Kamis (30/11/2023), market cap AMMN mencapai Rp567,46 triliun, di atas BMRI Rp548,33 triliun.
Padahal, kalau ditilik, saham AMMN dihargai 438,12 kali di atas laba per saham perusahaan. Dalam metrik yang disebut price-to earnings ratio (PER) tersebut, suatu saham dikatakan mahal apabila secara umum berada di atas 10-15 kali atau di atas rerata sektor/industri.