Hermawan optimistis dengan prospek bisnis pada tahun ini. Sejumlah faktor positif yang akan mendukung hal ini mulai dari potensi kenaikan permintaan terhadap hunian arah kebijakan pemerintah yang akan melanjutkan pembangunan infrastruktur.
"Dengan struktur fundamental yang solid, akan menopang pertumbuhan bisnis yang bekelanjutan," katanya.
Berdasarkan catatan IDX Channel, BSDE memiliki saldo laba hingga Rp31,4 triliun hingga akhir Maret 2025, jauh di atas nilai kapitalisasi pasarnya yang berada di kisaran Rp18 triliun. Selain itu, kas dan setara kas juga menembus Rp8 triliun, belum memperhitungkan investasi jangka pendek yang mencapai Rp2 triliun.
Kuatnya neraca itu membuat perseroan memiliki keleluasaan dalam melakukan ekspansi bisnis, termasuk akuisisi perusahaan lain. Pada tahun lalu, BSDE membeli PT Suryamas Duta Makmur Tbk (SMDM), pemilik proyek Royal Tajur hingga Rancamaya dengan nilai transaksi Rp2,33 triliun.
Namun, keputusan BSDE menahan laba membuat pemegang saham, terutama publik harus kembali puasa dividen. Selain itu, kinerja saham BSDE juga relatif stagnan, bahkan menurun. Dalam setahun terakhir, saham BSDE turun 10 persen ke Rp885.
(Rahmat Fiansyah)