Dia menambahkan, sebagai perusahaan batu bara terbesar nasional BUMI Resources juga berkontribusi signifikan dalam ketersediaan listrik dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
Pasalnya, saat ini sebagian besar pembangkit listrik masih mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar termurah, terutama di Kawasan Asia termasuk di Indonesia. Menurut Dileep, Indonesia masih memerlukan batu bara sebagai sumber energi utama untuk memproduksi listrik dengan harga terjangkau.
Selain itu, terkait era transisi ke energy terbarukan, ujar Dileep, hal itu masih memerlukan biaya yang tidak sedikit kendati sumber energinya dapat diperoleh secara bebas di alam seperti angin atau cahaya matahari.
Sekadar diketahui BUMI memiliki anak perusahaan pertambangan batu bara, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Provinsi Kalimantan Timur, PT Arutmin Indonesia (Arutmin) di Kalimantan Selatan, dan PT Pendopo Energi Batu Bara di Sumatera Selatan.
“Sebagai bagian dari kontribusi BUMI untuk negara, kami berkomitmen untuk selalu menjaga dan selalu memenuhi pasokan dalam negeri. Tentu selain bentuk kontribusi lain seperti pajak dan royalti bagi penerimaaan negara, aktivitas CSR (corporate social responsibility) dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, maupun langkah-langkah nyata untuk keberlanjutan lingkungan terus kami kerjakan,” ujar Dileep.
(Nadya Kurnia)