sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Bergerak Beragam, Diwarnai Kekhawatiran Ekonomi AS

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
04/08/2025 09:48 WIB
Bursa saham Asia cenderung beragam di tengah pelemahan Wall Street pada Senin (4/8/2025).
Bursa Asia Bergerak Beragam, Diwarnai Kekhawatiran Ekonomi AS. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Bergerak Beragam, Diwarnai Kekhawatiran Ekonomi AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung beragam di tengah pelemahan Wall Street pada Senin (4/8/2025).

Kekhawatiran terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) kembali mencuat dan mendorong pelaku pasar untuk hampir pasti memperkirakan pemangkasan suku bunga pada September, yang turut menekan nilai dolar.

Beberapa sinyal awal menunjukkan ketahanan pada kontrak berjangka (futures) saham AS serta penurunan harga minyak yang berlanjut, yang membantu membatasi pelemahan. Namun, pesan suram dari laporan ketenagakerjaan bulan Juli sulit diabaikan.

Selain revisi yang membuat angka pertumbuhan lapangan kerja turun 290.000 dari perkiraan semula, rata-rata kenaikan dalam tiga bulan terakhir juga melambat drastis, dari 231.000 di awal tahun menjadi hanya 35.000.

“Laporan ini membuat angka pertumbuhan lapangan kerja lebih sejalan dengan indikator big data dan data pertumbuhan ekonomi yang lebih luas, yang keduanya menunjukkan perlambatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir,” kata analis di Goldman Sachs, dikutip Reuters.

“Secara keseluruhan, data ekonomi ini mengonfirmasi pandangan kami bahwa ekonomi AS tumbuh di bawah potensi,” imbuh mereka.

Tanggapan Presiden AS Donald Trump pun tidak memberi kepercayaan tambahan. Pemecatan kepala Biro Statistik Tenaga Kerja dianggap dapat merusak kredibilitas data ekonomi AS.

Kekhawatiran lain muncul ketika Trump disebut akan mengisi salah satu kursi Gubernur di Federal Reserve lebih awal dari jadwal, menimbulkan kecemasan terhadap kemungkinan politisasi kebijakan suku bunga.

Analis memperkirakan tokoh yang ditunjuk setia pada Trump, meski sang presiden dengan enggan mengakui bahwa Ketua The Fed Jerome Powell kemungkinan besar akan menyelesaikan masa jabatannya.

“Hal ini membuka peluang adanya dukungan lebih besar di Dewan Gubernur The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih cepat,” ujar Kepala Riset Valuta Asing di NAB, Ray Attrill. “Kini kredibilitas The Fed dan keandalan data statistik yang menjadi dasar pengambilan kebijakan mereka, sama-sama menjadi sorotan.”

Pasar pun bereaksi cepat dengan memperkirakan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih agresif. Peluang pemangkasan suku bunga pada September melonjak menjadi 90 persen, dari sebelumnya hanya 40 persen sebelum rilis laporan ketenagakerjaan.

Kontrak berjangka suku bunga melonjak pada Senin dan kini mengindikasikan penurunan suku bunga sebesar 65 basis poin hingga akhir tahun, dibandingkan 33 basis poin sebelum data dirilis.

Pasar pada dasarnya sudah lebih dulu melonggarkan kebijakan untuk The Fed, tercermin dari imbal hasil obligasi dua tahun yang turun 4 basis poin menjadi 3,661 persen. Pada Jumat lalu, imbal hasil ini anjlok hampir 25 basis poin—penurunan harian terbesar sejak Agustus tahun lalu.

Prospek biaya pinjaman yang lebih rendah memberikan sedikit dukungan bagi saham, dengan kontrak berjangka S&P 500 naik tipis 0,1 persen dan Nasdaq menguat 0,2 persen.

Namun, bursa saham Asia masih mengejar pelemahan Wall Street pada Jumat lalu. Indeks Nikkei Jepang turun 1,61 persen, Topix minus 1,43 persen, CSI 300 China terkoreksi 0,15 persen, dan ASX 200 Australia berkurang 0,17 persen.

Sementara, Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang versi MSCI justru menguat 0,3 persen, keluar dari pola pelemahan. Shanghai naik 0,06 persen, Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,29 persen, dan KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,68 persen.

Wall Street juga mendapat dukungan dari musim laporan keuangan yang positif. Sekitar dua pertiga perusahaan dalam indeks S&P 500 telah merilis kinerjanya dan 63 persen di antaranya melampaui ekspektasi. Pertumbuhan laba kini diperkirakan mencapai 9,8 persen, naik dari 5,8 persen pada awal Juli.

Beberapa perusahaan besar yang dijadwalkan merilis laporan keuangannya pekan ini antara lain Disney dan McDonald's. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement