sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Cenderung Naik, Tertular Pesta di Wall Street

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
20/09/2024 08:50 WIB
Bursa saham Asia condong menguat di awal perdagangan Jumat (20/9/2024), mengikuti menghijaunya bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street.
Bursa Asia Cenderung Naik, Tertular Pesta di Wall Street. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Cenderung Naik, Tertular Pesta di Wall Street. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia condong menguat di awal perdagangan Jumat (20/9/2024), mengikuti menghijaunya bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street yang mencerna keputusan penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Menurut data pasar, pukul 08.38 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang meningkat 1,90 persen, sementara Indeks Topix yang lebih luas meningkat 1,33 persen, melanjutkan penguatan dari hari sebelumnya.

Investor Negeri Sakura juga menantikan keputusan kebijakan Bank of Japan (BOJ) yang akan diumumkan kemudian, dengan perkiraan suku bunga tetap, tetapi diiringi sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan mendatang.

Data terbaru menunjukkan inflasi inti Jepang meningkat menjadi 2,8 persen pada Agustus dari 2,7 persen pada Juli, mendukung pandangan hawkish terhadap kebijakan BOJ.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga terangkat, yakni sebesar 0,81 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,82 persen, ASX 200 terapresiasi 0,44 persen.

Berbeda, Shanghai Composite terkoreksi 0,16 persen dan Straits Times Index Singapura melemah 0,14 persen.

Wall Street Ceria

Semalam, indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 di bursa AS ditutup di level tertinggi sepanjang masa, sehari setelah The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Dow naik 1,3 persen ke 42.025,2, sementara S&P 500 menguat 1,7 persen ke 5.713,6. Kedua indeks ini masing-masing ditutup di atas 42.000 dan 5.700 untuk pertama kalinya. Nasdaq Composite mendaki 2,5 persen ke 18.014.

Sektor teknologi AS memimpin kenaikan dengan lonjakan 3,1 persen, sedangkan sektor kebutuhan pokok konsumen dan utilitas mengalami penurunan tajam.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen hingga 5 persen pada Rabu waktu AS. Konsensus yang disusun oleh Bloomberg sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin. Ketiga indeks acuan AS sempat ditutup melemah pada Rabu.

“Untuk menunjukkan komitmen mereka agar tidak tertinggal dan dalam keyakinan terhadap perkembangan inflasi, (Ketua Fed Jerome) Powell menyatakan bahwa langkah awal yang besar diperlukan,” kata Morgan Stanley dalam catatan untuk kliennya, dikutip MT Newswires, Kamis (19/9).

Ringkasan Proyeksi Ekonomi FOMC pada Rabu menunjukkan, pembuat kebijakan menurunkan perkiraan suku bunga acuan mereka untuk 2024 hingga 2026, sambil menaikkan ekspektasi tingkat pengangguran AS.

"Sinyal kuat dari komite kemungkinan menunjukkan mereka lebih khawatir tentang risiko yang dihadapi prospek ekonomi AS dan berupaya mengatasi hal tersebut dengan pelonggaran lebih lanjut," ujar Scotiabank.

Secara terpisah, Deutsche Bank menyebut, "Powell menyampaikan pandangan tentang ekonomi yang secara fundamental kuat dan pasar tenaga kerja yang masih stabil secara historis, meskipun telah mengalami pelambatan."

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik 3,4 basis poin menjadi 3,72 persen pada Kamis, sementara imbal hasil obligasi tenor dua tahun turun 1,5 basis poin menjadi 3,59 persen.

Soal berita ekonomi lainnya, klaim mingguan untuk tunjangan pengangguran di AS turun ke level terendah sejak Mei, menurut data pemerintah.

“Fed kemarin memberikan sinyal kuat bahwa kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga lagi sebesar 50 basis poin tahun ini untuk menjaga kondisi pasar tenaga kerja saat ini, dan data klaim mingguan ini tidak mengubah pandangan tersebut,” kata Oxford Economics.

Penjualan rumah yang sudah ada di AS turun lebih dari yang diperkirakan bulan lalu di tengah penurunan komponen rumah keluarga tunggal, meskipun suku bunga yang lebih rendah mungkin akan mendorong permintaan dalam beberapa bulan mendatang, menurut laporan National Association of Realtors.

Aktivitas manufaktur di wilayah Mid-Atlantic AS rebound lebih tinggi dari yang diperkirakan bulan ini, kata The Fed Philadelphia. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement