sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Kompak Bertenaga Tersengat Kebijakan The Fed

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
02/02/2024 09:57 WIB
Bursa saham Asia kembali bertenaga pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (2/2/2024).
Bursa Asia Kompak Bertenaga Tersengat Kebijakan The Fed. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Kompak Bertenaga Tersengat Kebijakan The Fed. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia kembali bertenaga pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (2/2/2024).

Penguatan tersebut mengekor Wall Street yang didukung oleh keputusan terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga pada rapat Rabu (30/1).

Indeks Hang Seng Hong Kong melesat, diikuti oleh indeks Shanghai Composite China, indeks KOSPI Korea Selatan, indeks Nikkei 225 Jepang dan indeks ASX 200 Australia.

Pada pukul 09.15 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong melesat 1,77 persen di level 15.841,42. Pada saat bersamaan, indeks Shanghai Composite China naik 0,34 persen di level 2.780. Indeks Nikkei 225 Jepang melesat 1,13 persen di level 36.418.

Indeks ASX 200 di Australia juga menguat 1,44 persen di level 7.697, sementara indeks KOSPI Korea Selatan naik paling tebal 1,82 persen di level 2.588,67. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sementara dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka menguat 0,13 persen pada waktu yang sama di level 7.211. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup turun 0,09 persen ke level 7.201 pada Kamis (31/1).

Indeks utama Wall Street di Amerika Serikat (AS) juga berhasil rebound pada perdagangan Kamis (1/2/2024) waktu setempat. Hal ini seiring penantian investor terhadap serentetan laporan pendapatan hingga ketenagakerjaan yang bakal dirilis Jumat (2/2).

Penguatan Wall Street juga terjadi sehari setelah The Fed memberikan sinyal terbalik terhadap spekulasi bahwa penurunan suku bunga dapat dimulai pada awal bulan Maret.

Mengutip Reuters, S&P 500 naik 1,25 persen mengakhiri sesi pada 4.906,19 poin. Kemudian Nasdaq menguat 1,30 persen menjadi 15.361,64 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,97 persen menjadi 38.519,84 poin.

Saham-saham di AS ditutup lebih tinggi karena investor menunjukkan sedikit kekhawatiran terhadap indikasi Powell bahwa pemotongan suku bunga Fed Fund Rate pada bulan Maret tidak mungkin terjadi.

Investor juga mencerna data terkini dengan indikasi biaya tenaga kerja di AS melambat dan pemutusan hubungan kerja melonjak. Di sisi lain, PMI manufaktur ISM menunjukkan kontraksi yang lebih lemah di sektor pabrik.

Indeks ASX 200 di Australia juga melonjak naik ke level tertinggi sepanjang masa dan mengikuti rebound di Wall Street semalam karena investor mengabaikan indikasi batalnya pemotongan suku bunga pada Maret. Investor juga menantikan keputusan kebijakan moneter Reserve Bank of Australia minggu depan untuk mengetahui arah lebih lanjut mengenai suku bunga domestik.

Indeks Nikkei 225 juga mengikuti rebound di Wall Street semalam karena sentimen yang sama. Saham Jepang juga mendapat dukungan dari pendapatan perusahaan yang kuat dan data domestik yang lebih lemah dari perkiraan yang memperkuat pandangan bahwa Bank of Japan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat.

Dari negeri Gingseng, indeks harga konsumen di Korea Selatan melambat menjadi 2,8 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada bulan Januari 2024, turun dari 3,2 persen pada bulan sebelumnya dan sedikit di bawah perkiraan kenaikan sebesar 2,9 persen. Angka ini merupakan angka terendah sejak bulan Juni, didorong oleh perlambatan harga pangan.

Secara bulanan, harga naik sebesar 0,4 persen sejalan dengan ekspektasi pasar dan meningkat setelah stabil di bulan sebelumnya di mana kenaikan harga konsumen paling tajam dalam empat bulan.

Kinerja indeks Hang Seng Hong Kong terkerek setelah rilis data PMI Manufaktur China pada Kamis (31/1) yang lebih baik dari perkiraan. Survei swasta menunjukkan bahwa sektor manufaktur di negara tersebut bertumbuh selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Januari, bertentangan dengan data resmi yang dirilis sehari sebelumnya yang menunjukkan berlanjutnya penurunan.

China juga meluncurkan langkah-langkah dukungan properti baru di tengah kekhawatiran mengenai dampak likuidasi Evergrande, sehingga memberikan beberapa dukungan kepada pasar saham. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement