sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Lesu di Tengah Meningkatnya Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
05/12/2025 09:57 WIB
Bursa saham Asia melemah pada Jumat (5/12/2025) seiring pasar menanti keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).
Bursa Asia Lesu di Tengah Meningkatnya Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga. (Reuters)
Bursa Asia Lesu di Tengah Meningkatnya Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga. (Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada Jumat (5/12/2025) seiring pasar menanti keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).

Menurut data pasar, hingga pukul 09.42 WIB, Indeks Nikkei Jepang merosot 1,30 persen, menghapus seluruh kenaikan yang terbentuk sepanjang pekan dalam sesi yang relatif sepi.

Mengutip Reuters, tekanan datang setelah data belanja rumah tangga yang lebih lemah dari perkiraan kembali menegaskan beban inflasi, di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga.

Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang versi MSCI melemah 0,1 persen, namun masih menuju kenaikan 0,5 persen sepanjang pekan.

Data menunjukkan belanja rumah tangga di Jepang turun pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada Oktober, karena inflasi menekan daya beli masyarakat. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun menyentuh 1,94 persen di awal perdagangan Asia, level tertinggi sejak pertengahan 2007.

Yield acuan itu menuju kenaikan 13,5 basis poin pekan ini, kenaikan lima hari terbesar sejak Maret. Namun, hasil lelang obligasi yang solid belakangan ini menunjukkan bahwa harga obligasi yang lebih murah mulai menarik minat beli.

“Dalam siklus-siklus sebelumnya, pergerakan sebesar itu biasanya mengguncang pasar. Namun kali ini, permintaan justru menguat,” ujar CEO deVere Group, Nigel Green.

Dia menambahkan, “Arus modal mulai bergeser, ekspektasi lama sedang diuji, dan portofolio yang selama ini dibangun dengan asumsi yen selalu murah kini menghadapi kondisi yang sangat berbeda.”

Nilai tukar yen stabil di 155 per USD, jauh di atas level terlemah dalam 10 bulan di 157,9.

Probabilitas kenaikan suku bunga seperempat poin oleh Bank of Japan bulan ini kini mencapai 75 persen, setelah Gubernur Kazuo Ueda mengatakan bank sentral akan menimbang ‘untung-rugi’ kenaikan suku bunga. Sumber Reuters menyebut pemerintah Jepang siap menerima kenaikan suku bunga pada Desember.

Di pasar lainnya, sebagian besar bursa Asia juga lesu. Hang Seng Hong Kong melemah 0,35 persen, Shanghai Composite tergerus 0,14 persen dan STI Singapura terdepresiasi 0,22 persen.

Berbeda, indeks Australia ASX 200 yang didominasi saham komoditas naik tipis 0,07 persen dan KOSPI Korea Selatan meningkat 0,65 persen.

Menanti Data Inflasi AS

Di pasar valuta asing, dolar bergerak stabil pada Kamis malam setelah melemah selama sembilan sesi beruntun. Pelaku pasar menunggu rilis data inflasi AS yang dapat memengaruhi The Fed yang kini terbelah.

Indeks dolar turun 0,1 persen pada Jumat ke posisi 99 terhadap mata uang utama, dan melemah 0,5 persen sepanjang pekan.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk September akan dirilis hari ini, data yang sebenarnya sudah cukup usang karena perilisan tertunda akibat penutupan pemerintahan AS.

Perkiraan terpusat pada kenaikan 0,2 persen untuk PCE inti, mempertahankan laju tahunan di 2,9 persen.

Laporan non-farm payrolls (NFP) tidak akan dirilis pada Jumat. Data pada Kamis menunjukkan klaim tunjangan pengangguran turun tajam pekan lalu, meredakan kekhawatiran pelemahan pasar tenaga kerja, meski kemungkinan dipengaruhi libur Thanksgiving.

Kontrak fed funds memperkirakan peluang hampir 90 persen untuk pemangkasan suku bunga pada Rabu depan.

Ini bisa menjadi salah satu keputusan paling sarat perbedaan pendapat dalam sejarah The Fed, karena sebanyak lima dari 12 anggota yang memiliki hak suara telah menyatakan menolak penurunan suku bunga lebih lanjut.

“Tarif impor telah menghambat perbaikan inflasi tahun ini, namun kami tetap yakin bahwa kerangka disinflasi masih bertahan,” tulis analis ANZ.

ANZ melanjutkan, “Kerangka tersebut mencakup pelemahan pasar tenaga kerja, pertumbuhan upah yang melandai, dan ekspektasi inflasi jangka panjang yang tetap terjaga. Kami memperkirakan data mendukung pemangkasan suku bunga FOMC pekan depan.” (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement