Upah riil Jepang turun 1,4 persen pada Mei karena pertumbuhan upah nominal tertinggal dibandingkan tingkat inflasi konsumen inti selama 26 bulan berturut-turut, yang merupakan pukulan terhadap upaya Bank of Japan dalam menormalisasi kebijakan moneter.
Sementara itu, surplus transaksi berjalan negara ini melebihi perkiraan pada Mei.
Indeks S&P/ASX 200 melemah dipimpin saham-saham pertambangan di tengah mundurnya harga bijih besi.
Meningkatnya prospek penundaan penurunan suku bunga atau bahkan potensi kenaikan suku bunga di Australia di tengah data inflasi yang kuat juga terus membebani saham domestik.
Emiten penambang bijih besi kelas berat memimpin penurunan, yaitu BHP Group (-1,2 persen), Fortescue (-1,9 persen) dan Rio Tinto (-1,1 persen). Saham keuangan, energi dan konsumen juga anjlok. Sementara itu, saham emas menguat karena harga emas yang menguat, termasuk Northern Star Resources (1,1 persen) dan Evolution Mining (2,6 persen). (ADF)