IDXChannel - Bursa Asia bergerak turun pada perdagangan awal pekan, Senin (8/7/2024).
Saham-saham di Australia, China dan Hong Kong melemah, Korea Selatan melemah, sementara bursa Jepang menguat tipis.
Pada pukul 09.16 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang naik 0,04 persen di level 40.928. Indeks Shanghai Composite turun 0,46 persen di level 2.936,45. Indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi tajam 1,21 persen di level 17.584,81.
Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,16 persen di level 2.857,74 dan indeks ASX 200 Australia terdepresiasi 0,46 persen di level 7.786. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 0,28 persen di level 7.235 pada pukul 09.18 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,45 persen ke level 7.253,37.
Indeks acuan KOSPI Korea Selatan turun karena investor berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan Bank of Korea pada pekan ini.
Saham-saham keuangan memimpin penurunan, khususnya Shinhan Financial (-2,2 persen), Hana Financial (-2,6 persen), Samsung Life (-4,9 persen), dan Meritz Financial (-1,2 persen).
Indeks kelas berat lainnya juga turun, termasuk SK Hynix (-0,9 persen), Samsung Biologics (-0,8 persen), Kia Corp (-0,8 persen), dan Celltrion (-0,2 persen).
Sementara itu, Samsung Electronics naik 0,6 persen, melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, terangkat oleh hasil pendapatan yang kuat pada minggu lalu.
Indeks Nikkei 225 Jepang dalam mode kehati-hatian menjelang data inflasi utama AS minggu ini yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).
Upah riil Jepang turun 1,4 persen pada Mei karena pertumbuhan upah nominal tertinggal dibandingkan tingkat inflasi konsumen inti selama 26 bulan berturut-turut, yang merupakan pukulan terhadap upaya Bank of Japan dalam menormalisasi kebijakan moneter.
Sementara itu, surplus transaksi berjalan negara ini melebihi perkiraan pada Mei.
Indeks S&P/ASX 200 melemah dipimpin saham-saham pertambangan di tengah mundurnya harga bijih besi.
Meningkatnya prospek penundaan penurunan suku bunga atau bahkan potensi kenaikan suku bunga di Australia di tengah data inflasi yang kuat juga terus membebani saham domestik.
Emiten penambang bijih besi kelas berat memimpin penurunan, yaitu BHP Group (-1,2 persen), Fortescue (-1,9 persen) dan Rio Tinto (-1,1 persen). Saham keuangan, energi dan konsumen juga anjlok. Sementara itu, saham emas menguat karena harga emas yang menguat, termasuk Northern Star Resources (1,1 persen) dan Evolution Mining (2,6 persen). (ADF)